07 March 2022 4343
General Reinsurance

Pengaruh El-Nino Southern Osciliation Terhadap Perubahan Cuaca dan Musim

El-Nino Southern Oscillation yang juga dikenal dengan istilah ENSO merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi variabilitas iklim musiman dan tahunan di seluruh dunia. Berdasarkan definisinya, ENSO merupakan fluktuasi periodik dari temperatur permukaan air laut dan tekanan udara sepanjang garis khatulistiwa di area Samudera Pasifik. Fenomena ENSO ini umumnya berlangsung setiap 3 hingga 7 tahun sekali, atau rata-rata tiap 5 tahun sekali. Durasi keberlangsungannya berada pada rentang 9 bulan hingga 2 tahun[1].

Fenomena ENSO dapat diketahui melalui pengukuran sebuah parameter. Parameter tersebut ialah temperatur permukaan air laut atau umumnya dikenal dengan sebutan SST (Sea Surface Temperature). SST merupakan parameter yang sangat esensial untuk mengetahui bagaimana kondisi iklim terjadi. Mengapa? Seperti yang telah diketahui secara umum, 71% permukaan bumi merupakan lautan. Sehingga, para peneliti melakukan pengukuran temperatur air pada permukaan laut untuk mengetahui bagaimana interaksi antara laut dan atmosfer[2]. Pengukuran SST dilakukan melalui penggunaan sensor yang dipasang pada satelit, pelampung cuaca (weather buoys) maupun kapal. Hasil pengukuran tersebut kemudian akan dikumpulkan dan diintegrasikan oleh badan cuaca seperti NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration).

ENSO dapat dikategorikan menjadi tiga fase. Ketiga fase tersebut yaitu fase normal, fase El Nino dan fase La Nina. Kapan terjadinya fenomena ENSO yang normal atau El Nino atau La Nina dipengaruhi oleh anomali pada SST di daerah Samudera Pasifik, lebih spesifiknya di area sepanjang garis khatulistiwa. Anomali yang dimaksud merupakan perbedaan SST pada area yang mencakup bagian tengah dan timur Samudera Pasifik relatif terhadap bagian barat Samudera Pasifik. Disebut sebagai anomali karena perbedaan temperatur tersebut dianggap sebagai suatu fenomena di luar kewajaran historikal. Fase normal berarti menandakan tidak adanya anomali atas SST dari daerah barat dan timur Samudera Pasifik.

Fase El Nino, secara sederhana, terjadi saat Samudera Pasifik bagian tengah dan timur mengalami peningkatan SST. Peningkatan tersebut menyebabkan daerah tengah dan timur menjadi lebih hangat dibandingkan daerah bagian barat Samudera Pasifik yang termasuk di dalamnya adalah Indonesia bagian timur[3]. Mengingat semakin tingginya temperatur berimbas pada semakin rendahnya tekanan, maka saat El Nino terjadi, daerah bagian tengah dan timur Samudera Pasifik menjadi daerah bertekanan rendah. Relatif terhadap daerah tersebut, daerah barat Samudera Pasifik menjadi daerah bertekanan tinggi. Sehingga, angin berhembus dari daerah barat ke daerah timur Samudera Pasifik dengan membawa kandungan uap air yang tinggi. Imbasnya, curah hujan di daerah timur meningkat. Sebaliknya, peristiwa tersebut menyebabkan rendahnya curah hujan di daerah barat. Dengan demikian, fenomena El Nino dapat menyebabkan terjadinya kekeringan yang berkepanjangan di Indonesia. Umumnya, El Nino mulai terjadi di bulan Desember. Skema El Nino dapat dilihat pada Gambar 1.
 

Mae1

Gambar 1. Perbandingan fenomena normal dan El Nino
Sumber: https://www.esa.int/ESA_Multimedia/Images/2018/08/El_Nino

 
Kebalikan dari El Nino, La Nina terjadi saat SST di daerah barat lebih tinggi dari daerah tengah dan timur Samudera Pasifik. Artinya, pada saat La Nina terjadi, daerah barat memiliki tekanan udara yang lebih rendah dan angin pun berhembus dari timur menuju ke barat. Seperti halnya pada El Nino, angin tersebut mengandung uap air dan menyebabkan curah hujan yang tinggi daerah barat dan curah hujan yang rendah di daerah timur. Kejadian banjir di Indonesia dan kekeringan di Amerika Tengah dan Amerika Selatan seringkali dikaitkan dengan fenomena La Nina. Skema perbanding La Nina dan El Nino dapat ditunjukan pada Gambar 2.
 

Mae2

Gambar 2. Perbandingan La Nina dan El Nino
Sumber: https://roboguru.ruangguru.com/question/jelaskan-kaitan-antara-fenomena-el-nino-dan-la-nina-dengan-kenaikan-harga_QU-RFDI24D3
 

Dalam memonitor fenomena ENSO, salah satu indeks/indikator yang digunakan untuk merepresentasikan anomali SST adalah Oceanic Nino Index (ONI). ONI didapat melalui pengukuran SST rata-rata dalam 3 bulan pada suatu wilayah di Samudera Pasifik yang dikenal dengan nama Nino 3.4[4]. Secara geografis, Nino 3.4 terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik namun condong ke arah timur. Koordinat geografis Nino 3.4 adalah pada garis bujur 120o W – 170o W dan garis lintang 0o (khatulistiwa). Daerah tersebut dipilih karena dianggap dapat merepresentasikan nilai rata-rata SST pada seluruh wilayah Samudera Pasifik di sepanjang garis ekuator[5]. Lokasi Nino 3.4 pada peta dunia dapat dilihat pada Gambar 3.

Mae3

Gambar 3. Area Nino 3.4 yang terletak di Samudera Pasifik
Sumber: https://www.climate.gov/news-features/understanding-climate/climate-variability-oceanic-ni%C3%B1o-index

 
Fenomena El Nino terjadi apabila nilai ONI pada Nino 3.4 sebesar ? +0.5. Hal tersebut menandakan bahwa SST pada daerah timur Samudera Pasifik lebih tinggi 0.5oC (atau lebih) dibanding temperature rata-rata. Apabila nilai ONI pada Nino 3.4 ? -0.5, maka fase ENSO yang terjadi adalah La Nina. Nilai tersebut menandakan bahwa daerah timur Samudera Pasifik lebih rendah 0.5oC (atau lebih) dari nilai rata-rata.
 

References

[1] Reef Resilience Work, n.d. Osilasi Selatan El Nino. [Online]
Available at: https://reefresilience.org/id/stressors/climate-and-ocean-change/el-nino-southern-oscillation/
[Accessed 1 march 2022].
[2] NOAA, n.d. Why do scientists measure sea surface temperature?. [Online]
Available at: https://oceanservice.noaa.gov/facts/sea-surface-temperature.html#:~:text=To%20measure%20SST%2C%20scientists%20deploy,data%20to%20provide%20SSTs%20worldwide.
[Accessed 1 march 2022].
[3] L'HEUREUX, M., 2014. What is the El Niño–Southern Oscillation (ENSO) in a nutshell?. [Online]
Available at: https://www.climate.gov/news-features/blogs/enso/what-el-ni%C3%B1o%E2%80%93southern-oscillation-enso-nutshell
[Accessed 1 march 2022].
[4] Lindsey, R., 2009. Climate Variability: Oceanic Niño Index. [Online]
Available at: https://www.climate.gov/news-features/understanding-climate/climate-variability-oceanic-ni%C3%B1o-index
[Accessed 1 march 2022].
[5] National Center for Atmospheric Research, 2018. Climate Data. [Online]
Available at: https://climatedataguide.ucar.edu/climate-data/nino-sst-indices-nino-12-3-34-4-oni-and-tni
[Accessed 1 march 2022].
 
 

 
 

Author

Maesha Gusti Rianta ST., M.Sc

Email: maesha@indonesiare.co.id