13 August 2025
24
News
Indonesia Re Perkuat Kapasitas Penilaian Risiko Lewat Pelatihan RMI

PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menggelar pelatihan Penilaian Indeks Kematangan Risiko (Risk Maturity Index/RMI) bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Kantor PT Asuransi Asei Indonesia (ASEI) pada Kamis hingga Jumat (24-25/7/2025). (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menggelar pelatihan Penilaian Indeks Kematangan Risiko (Risk Maturity Index/RMI) bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sebagai upaya memperkuat tata kelola dan manajemen risiko korporasi di lingkungan BUMN.
Pelatihan berlangsung pada 24–25 Juli 2025 di Kantor PT Asuransi Asei Indonesia (ASEI), dan diikuti oleh 26 peserta dari Tim Penilai Internal perusahaan-perusahaan anggota grup Indonesia Re, yakni RIU, RSI, dan ASEI, serta Tim Penilai Independen dari BPKP.
Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan, SDM, dan Corporate Secretary Indonesia Re, Robbi Yanuar Walid, dalam keterangannya pada Rabu menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk memperkuat daya tahan BUMN menghadapi tantangan eksternal dan internal.
“Lebih penting dari sekadar angka, kita perlu berjalan berdasarkan risiko yang telah kita petakan secara objektif,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi implementasi dari Juknis Kementerian BUMN No. SK-8/DKU.MBU/12/2023 dan PER-2/MBU/03/2023 yang mewajibkan BUMN melakukan penilaian RMI secara berkala. Pelatihan juga menjadi langkah awal standarisasi pemahaman atas dimensi, parameter, dan kriteria penilaian menjelang periode asesmen tahun 2024.
Direktur Pengawasan BUMN Jasa Keuangan dan Manufaktur BPKP, Nani Ulina Kartika Nasution, hadir sebagai narasumber utama bersama tim Koordinator Pengawasan BPKP. Ia menekankan pentingnya self-assessment berbasis data dan risiko yang selaras dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Model RMI yang digunakan menilai lima pilar utama, yaitu budaya dan kapabilitas risiko, tata kelola organisasi, kerangka risiko dan kepatuhan, proses dan kontrol risiko, serta model data dan teknologi risiko.
“Dengan standar pemahaman yang sama, BUMN lintas sektor dapat memiliki pijakan seragam dalam menyusun komitmen kinerja dan mengelola risiko,” tambah Robbi.
Pelatihan ini menjadi wujud sinergi antara Kementerian BUMN, BPKP, dan perusahaan dalam menghadapi tantangan bisnis semester II 2025, termasuk fluktuasi ekonomi global dan dinamika geopolitik.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025