12 September 2025 18
Berita

Indonesia Re Actuarial Seminar 2025 Kupas Profil Risiko Asuransi Kredit Hingga Fraud Klaim oleh Nasabah Nakal

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono

indonesia-re-membahas-sejumlah-isu-strategis-dalam-seminar-t-j3mp

Istimewa
WASPADAI FRAUD KLAIM ASURANSI - Penyelenggaraan seminar tahunan Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2025 di Ubud Bali. 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sejumlah isu strategis di industri asuransi nasional menjadi bahasan hangat di kegiatan seminar tahunan Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2025 bertajuk “Balancing Risk and Reward: The Role of Prudent Acceptance in Business Success” di Bali akhir Agustus lalu.
 
Diantaranya, topik seputar pembaruan pasar (market update) terkait asuransi jiwa kredit dan asuransi kesehatan kumpulan, pemanfaatan machine learning, serta net amount at risk.
 
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat saat membuka acara mengatakan, berbagai topik tersebut dinilai relevan sebagai bahan pertimbangan dan edukasi dalam menghadapi tantangan pertumbuhan industri asuransi jiwa dan asuransi kesehatan di Indonesia.  
 
“Ajang seperti ini menjadi kesempatan untuk berdiskusi, saling mengenal satu sama lain, dan membuka peluang kerja sama,” ujar Delil Khairat.
 
Delil menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung pertumbuhan industri Asuransi Jiwa Kredit (AJK) dengan menyampaikan hasil studi mendalam yang dilakukan sepanjang satu tahun terakhir.
 
Studi tersebut berfokus pada stress test melalui metode Actual vs Expected, yang mengungkap tiga faktor utama yang memengaruhi risiko AJK.        
 

Petakan Profil Risiko
 
Perusahaan telah memetakan profil risiko AJK berdasarkan jenisnya, yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR), multiguna, kredit pemilikan mobil, dan kredit pensiunan.
 
Menurut Delil, setiap jenis memiliki karakteristik risiko yang berbeda sehingga penting bagi pelaku industri untuk memahami dan mengantisipasi perbedaan tersebut dalam strategi penjaminan risiko.        
 
Dalil menegaskan, sebagai perusahaan reasuransi nasional, Indonesia Re siap menjadi mitra strategis bagi perusahaan asuransi jiwa dalam mendukung pengembangan produk AJK yang lebih sehat, terukur, dan berkelanjutan.
 
Dukungan tersebut akan disesuaikan dengan hasil studi yang telah dilakukan guna memperkuat tata kelola risiko di sektor perasuransian nasional.         
 
Di IAS 2025, perusahaan juga memberikan market update beserta experience study produk asuransi kesehatan kumpulan berbasis data portofolio terbaru dan volume data yang representatif melalui knowledge sharing dengan pelaku-pelaku industri asuransi kesehatan.        
 
Diantaranya, seputar naiknya polusi udara, perubahan iklim, dan cuaca ekstrim sebagai beberapa faktor yang patut diperhatikan bagi masyarakat beserta pelaku industri asuransi dan kesehatan.
 
Tren pemburukan pada polusi udara, kerap menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit pernafasan pada masyarakat, dimana pada sisi lain, musim penghujan yang berkepanjangan juga menyebabkan tren kenaikan pada penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).
 
Melalui experience study, perusahaan juga menekankan pentingnya pengkajian berkala tingkat morbidita dan menerbitkan rekomendasi asumsi inflasi medis dengan tujuan untuk menjaga kecukupan premi, beserta keberlanjutan yang baik untuk produk asuransi kesehatan bagi masyarakat umum dan pelaku industri asuransi secara menyeluruh.                                    


Pemanfaatan Machine Learning         
 
Di seminar ini juga diulas tentang tantangan yang dihadapi industri asuransi kesehatan terkait dengan potensial fraud klaim. Fraud klaim ini umumnya dapat ditemukan dalam bentuk data klaim dengan pola anomali. 
 
Untuk menemukannya, dibutuhkan pengecekan dokumen klaim secara detail dan konsisten. Namun, dengan jumlah klaim yang begitu besar, proses manual menjadi tidak realistis untuk dilakukan.                    
Perusahaan tengah mengkaji pemanfaatan teknologi unsupervised machine learning, khususnya Autoencoder Neural Network, sebagai solusi untuk mendeteksi klaim anomali.
 
Menurut Delil, teknologi ini dirancang untuk berfungsi sebagai sistem peringatan dini (early warning system) dalam mengidentifikasi klaim-klaim anomali yang berpotensi menjadi fraud.
 
Penyelenggaraan IAS ke-4 diyakini dapat memperkuat sinergi antara perusahaan reasuransi dan perusahaan asuransi Jiwa dalam mewujudkan industri yang lebih tangguh dan berkelanjutan di masa mendatang.
 
 
(tribunnews/fin)