02 November 2023 3634
Reasuransi Umum

Business Process Transformation (BPT) : Tren Terbaru dalam Business Process Improvement (BPI)

Sejak beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan berbondong-bondong melakukan transformasi agar mereka bisa adaptif dengan perubahan-perubahan yang ada di dunia bisnisnya. Tak bisa dipungkiri, Pandemi Covid-19 menjadi katalisator transformasi untuk dilakukan diberbagai perusahaan. Mungkin kita sering kali mendengar kata business process improvement, transformation, and reengineering dalam kehidupan sehari-hari, istilah tersebut memiliki maksud dan tujuan yang sama untuk melakukan perbaikan dan perubahan di dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Namun, saat ini yang menjadi tren terbaru dalam konteks perubahan dan perbaikan adalah kata transformasi secara lengkapnya Business Process Transformation (BPT).
 
Business Process Transformation (BPT) merupakan tren terbaru dalam rangkaian business process improvement dengan melibatkan penggunaan teknologi dan penerapan cara baru dalam mengelola, mengatur, dan melaksanakan pekerjaan (Grover & Markus, 2008). BPT merupakan skema terbaru dari pendekatan manajemen untuk inovasi organisasi atau perusahaan termasuk juga business process reengineering (BPR), total quality management (TQM), six sigma, lean, dan software process improvement (SPI) (Hackman & Wageman, 1995; Hammer, 1990; Müller, Mathiassen, & Balshøj, 2010; Tennant, 2001; Womack, Jones, & Roos, 2007). Transformasi dianggap sebagai fenomena yang lebih luas dari peningkatan (improvement) proses bisnis (Okrepilov, Kovalenko, Getmanova, & Turovskaj, 2020).
 
Keberadaan BPT ini bertujuan untuk menciptakan lanskap proses yang fleksibel, dapat diskalakan, dan dioptimalkan, sehingga memungkinkan organisasi merespon dengan cepat perubahan kondisi pasar dan kebutuhan pelanggan seiring dengan pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas (Gulen, 2023). BPT menggunakan pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ketangkasan organisasi dengan mengoptimalkan dan merekayasa ulang proses bisnis (Gulen, 2023). BPT melibatkan pemeriksaan sistematis terhadap existing business process, identifikasi improvement area, dan penerapan perubahan untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan (Gulen, 2023). Proses identifikasi improvement area sangat kritikal dan bergantung pada hasil analisa kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan oleh organisasi dan disesuaikan dengan strategic objective organisasi. Fase implementasi BPT melibatkan desain, pengembangan, dan penerapan proses baru, serta sistem, teknologi, dan struktur organisasi yang terkait (Gulen, 2023). Dalam implementasi yang perlu ditekankan adalah bagaimana framework dapat disusun secara jelas. Keberhasilan Business Process Re-engineering (BPR) bergantung pada framework yang dibangun (Nkomo & Marnewick, 2021). Lembaga keuangan di Afrika Selatan gagal menerapkan BPR karena kurang jelasnya BPR yang dijalankan, kurang jelasnya peran dari aktor, ketidakmampuan menghubungkan BPR dengan strategi organisasi, kurangnya panduan terhadap implementasi BPR (Nkomo & Marnewick, 2021).
 
BPT merupakan perpaduan antara Business Process Re-engineering (BPR) maupun Business Process Improvement (BPI). Menurut Hammer and Champy (1993: 53), Business Process Re-engineering (BPR) menciptakan improvement yang drastis terhadap biaya, kualitas, layanan dan kecepatan dengan melakukan pemikiran ulang dan perancangan secara radikal dari sebuah proses bisnis dalam organisasi. Tujuan BPR menurut Sherwood-Smith (1994) adalah mencari cara baru untuk mengatur tugas, mengatur orang dan mendesain ulang sistem IT sehingga mendukung organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan Business Process Improvement (BPI) dilakukan secara berkelanjutan yang bertujuan untuk mencapai efisiensi melalui perbaikan berkelanjutan dengan mengulangi proses (Paradigm, 2023). BPI digunakan untuk meningkatkan kondisi existing dengan masalah yang dihadapi dan dari masalah itu dilakukan improvement untuk mencapai kondisi yang diinginkan (Paradigm, 2023). Perbedaan BPI dengan BPR, BPR mengubah proses sepenuhnya untuk mendapatkan hasil yang berbeda secara keseluruhan. Sedangkan BPI mengubah proses yang ada agar lebih optimal. Diantara BPI dan BPR, BPT mengkombinasikan fitur BPI dan BPR, sehingga memiliki cakupan yang lebih luas dan dampak yang luas terhadap organisasi atau perusahaan.
 
Tabel  Perbandingan BPI, BPR dan BPT
Sumber : Analisa perbandingan antara BPI, BPR dan BPT
 
  BPI BPR BPT
Inisiatif Dilakukan secara berkelanjutan Project basis Project basis
Ruang Lingkup Perubahan Improvement terhadap existing proses Membangun proses yang baru dari nol Kombinasi antara Improvement terhadap proses existing dan Melakukan perubahan proses (menambah, mengurangi atau menata kembali proses).
Dampak perubahan terhadap Organisasi Terbatas Luas Luas
 

Penulis

Renny Rahmadi Putra, S.T., AAAIK, CRMO, ICMarU

Email: putra@indonesiare.co.id