27 August 2019 7279
Accounting & Finance

Apa sih Negative Interest Rate?

Sumber Gambar : www.businessinsider.sg

Sebagai investor, kita pasti ingin nilai investasi kita bertambah dengan potensi imbal hasil dari instrument investasi yang kita gunakan. Sebagai contoh, beberapa hari yang lalu telah dilakukan sosialisasi sukuk tabungan seri 005 (ST005) oleh kementerian keuangan. Dengan imbalan minimal 7.40%, artinya dana investasi kita akan mendapatkan imbal hasil minimal sebesar 7.40% apabila tetap kita miliki hingga masa jatuh temponya. Apabila dibandingkan dengan suku bunga acuan pada saat ini yaitu sebesar 5.75%, maka ST005 memiliki selisih lebih tinggi (spread) sebesar 1.65%. Dengan kata lain, uang kita akan bertumbuh di atas suku bunga acuan apabila kita investasikan ke dalam instrument yang memiliki imbal hasil positif. Lantas, mengapa ada interest rate yang negative?

Pertama – tama mari kita sekilas membahas sedikit tentang kebijakan moneter bank sentral dalam menaikkan atau menurunkan suku bunga. Bank komersial sebagai financial intermediary selain memperoleh pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan, bank juga dapat memperoleh pendapatan bunga atas dana yang ditempatkan di bank sentral (policy rate). Dengan suku bunga acuan bank sentral yang turun, maka bank akan lebih memilih meminjamkan dana kepada pihak ketiga dengan potensi pendapatan bunga yang lebih tinggi daripada menyimpannya di bank sentral. Bagi sebagian masyarakat, hal ini tentu juga dapat menjadi berita bagus karena biaya pinjaman uang/modal menjadi lebih murah dan mendorong tingkat pendapatan serta pengeluaran mereka. Long story short, dengan menurunkan suku bunga acuan, pemerintah ingin agar masyarakat terdorong untuk membelanjakan uangnya sehingga roda perekonomian dapat bergerak lebih baik lagi.

Beberapa bank sentral menerapkan negative interest rate dalam rangka membuat investment spending lebih besar lagi dan menstimulasi ekonomi. Hal ini diharapkan terjadi karena bank komersial yang seharusnya mendapatkan imbal hasil atas penempatan dana di bank sentral justru harus membayar atas penempatannya tersebut. Dengan kata lain, bank harus mencari pendapatan nya dengan menyalurkan sebagian besar dana yang mereka punya kepada masyarakat dimana hal ini dapat mendorong inflasi dan menggerakkan ekonomi.

Swedia menjadi salah satu negara yang menerapkan kebijakan negative interest rate dari beberapa negara lain seperti Denmark, Euro Area dan Jepang. Salah satu tujuan utama, seperti yang telah disebutkan diatas, adalah inflasi sebagai indicator pergerakan ekonomi. Dapat dilihat pada gambar di bawah bahwa suku bunga acuan Swedia mulai berada pada zona negative sejak tahun 2015, sementara itu inflasi mulai bergerak naik pada awal 2016 yakni kurang lebih setahun setelah suku bunga acuan berada pada zona negative.

Sementara itu di Denmark, chart suku bunga acuan dan inflasi juga menggambarkan hal yang hampir serupa dengan Swedia dimana suku bunga acuan negative seolah mendorong kenaikan inflasi. Negative interest rate dan peningkatan inflasi terjadi pertama kali di tahun yang sama yaitu 2015. Meskipun demikian, inflasi sempat turun dan hampir menyentuh level 0% pada tahun 2016. Setelah itu, inflasi tetap berada pada level yang positif dengan kondisi suku acuan yang tetap berada pada zona negative. Selain itu, baru – baru ini salah satu bank terbesar Danish yakni Jyske Bank meluncurkan suku bunga negative pada produk kredit pinjaman rumah. Secara sederhana, seperti yang dilansir dari theguardian.com, apabila pada umumnya (suku bunga positif) kita membayar cicilan nilai bunga atas nilai pokok pinjaman kredit rumah, pada kasus Jyske Bank justru nilai pokok pinjaman berkurang lebih besar dari nilai cicilan yang dibayarkan.

Bank sentral dalam menjalankan fungsinya untuk menjaga stabilitas keuangan negara, akan melakukan berbagai hal yang strategis dalam mencapai target indicator ekonomi pemerintah. Kebijakan moneter dalam hal ini menurunkan suku bunga hingga di bawah nol ternyata telah diterapkan oleh sebagian negara di dunia. Hal ini menjadi sorotan para ekonom karena secara teori hal ini belum menjadi hal yang umum. Tentunya tidak semua negara dapat secara instan melakukan kebijakan ini mengingat banyak factor yang menjadi pertimbangan. Namun, apabila melihat dari negara – negara yang telah menerapkan kebijakan ini, rate pada money market mereka telah berada pada level yang cukup rendah. Apakah kebijakan ini akan menjadi populer pada masa yang akan dating? Time will tell..

 

 

References:

https://www.businessinsider.sg/economists-negative-interest-rates-rewriting-textbooks-2016-12/?r=US&IR=T

https://www.stlouisfed.org/publications/regional-economist/fourth-quarter-2017/central-banks-negative-interest-rates

Organization for Economic Co-operation and Development, 3-Month or 90-day Rates and Yields: Interbank Rates for Sweden [IR3TIB01SEM156N], retrieved from FRED, Federal Reserve Bank of St. Louis;https://fred.stlouisfed.org/series/IR3TIB01SEM156N, August 21, 2019.

Organization for Economic Co-operation and Development, Consumer Price Index: All Items for Sweden [SWECPIALLMINMEI], retrieved from FRED, Federal Reserve Bank of St. Louis; https://fred.stlouisfed.org/series/SWECPIALLMINMEI, August 21, 2019.

https://www.forbes.com/sites/chriscarosa/2019/08/20/what-are-negative-interest-rates-and-how-can-you-make-money-from-them/#7ee58a66409b

https://www.theguardian.com/money/2019/aug/13/danish-bank-launches-worlds-first-negative-interest-rate-mortgage

Penulis

Muhamad Yusron Wahyudi, S.E., M.Sc.

Email: yusron@indonesiare.co.id