14 May 2018 13841

Mitral Valve Regurgitation

Jantung kita memiliki empat katup yang berfungsi untuk menjaga agar aliran darah tetap sesuai dengan jalurnya. Keempat katup tersebut adalah katup mitral, tricuspid, pulmonary, dan aorta. Keempat katup ini akan bergerak membuka dan menutup pada setiap detak jantung untuk mengatur aliran darah agar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Nah, jika ada gangguan pada katup jantung, gerakan membuka dan menutup ini tidak dapat terjadi dengan sempurna, sehingga berpotensi menyebabkan gangguan aliran darah.

Sumber Gambar : webmd

Katup mitral terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Mitral valve regurgitation, atau yang biasa disebut juga dengan mitral regurgitation, mitral insufficiency, atau mitral incompetence, merupakan kelainan pada katup mitral jantung di mana katup mitral tidak dapat menutup dengan sempurna, sehingga menimbulkan aliran balik darah dari ventrikel kiri ke atrium kiri.

MVR sendiri dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, baik itu dari faktor katup mitral itu sendiri (faktor internal), maupun faktor eksternal. Dari faktor internal, MVR dapat disebabkan oleh adanya kelemahan pada otot katup mitral atau kerusakan pada jaringan katup mitral. Dari faktor eksternal, MVR dapat disebabkan oleh penyakit infeksi seperti rheumatic fever dan endocarditis. Selain itu, serangan jantung juga ternyata dapat menyebabkan kerusakan pada katup mitral akibat minimnya asupan darah kaya oksigen ke otot katup mitral selama terjadi serangan.

Sumber Gambar : myheart.net

Selain kondisi-kondisi di atas, MVR juga dapat terjadi akibat kelainan bawaan, di mana seseorang memang sudah terlahir dengan gangguan katup mitral. MVR kongenital ini terjadi karena tidak sempurnanya pembentukan katup atrioventricular pada masa embryology. Untuk MVR kongenital ini, dokter biasanya merekomendasikan tindakan pembedahan pada masa anak-anak, yang mana memiliki prognosis cukup baik dibanding jika dilakukan setelah melewati masa anak-anak.

Mitral valve regurgitation (MVR) ini umumnya ditemukan masih dalam bentuk yang ringan, sehingga jarang sekali penderita MVR yang merasakan tanda atau gejala dari MVR. Oleh karena itu, MVR biasanya ditemukan secara ‘tidak sengaja’ pada pemeriksaan echocardiography. Namun, ketika MVR sudah cukup berat, maka dari pemeriksaan fisik melalui stetoskop saja dokter sudah dapat menemukan adanya abnormalitas pada suara jantung yang disebut murmur jantung. Tanda dan gejala lain dari MVR adalah sesak napas, kelelahan yang kronis, detak jantung yang cepat, serta pembengkakan pada anggota gerak, khususnya kaki.

Jika MVR masih bersifat ringan, umumnya dokter tidak akan menyarankan tindakan apapun kecuali follow up berkala. Namun, jika MVR sudah cukup berat dan mengganggu aktivitas, maka dokter akan memberikanterapi, baik berupa medikamentosa ataupun tindakan pembedahan. Beberapa medikamentosa yang diberikan dapat berupa diuretic, blood thinners, dan antihipertensi. Diuretik diberikan untuk mengurangi akumulasi cairan pada paru-paru dan anggota gerak, gejala yang umum ditemukan pada kondisi MVR. Pemberian blood thinners bertujuan untuk mencegah penggumpalan darah, terutama pada kasus MVR yang disertai dengan atrial fibrilasi. Sedangkan antihipertensi dapat diberikan pada penderita MVR yang sebelumnya juga memiliki riwayat peningkatan tekanan darah, karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat memperburuk MVR yang ada.

Tindakan pembedahan direkomendasikan dokter jika MVR yang ada sudah sangat berat dan mengganggu aktivitas. Tindakan pembedahan yang dilakukan dapat berupa perbaikan katup mitral atau penggantian katup mitral. Kedua prosedur ini dapat dilakukan melalui tindakan thoracotomy (operasi jantung dengan pembedahan dada terbuka) maupun tindakan minimal invasive seperti pembedahan robotic.

Jika kerusakan pada katup mitral sudah sangat berat dan tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka akan dilakukan penggantian katup mitral. Penggantian katup mitral dapat dilakukan dengan menggunakan katup mechanic atau katup dari donor, seperti jaringan manusia, katup dari sapi, ataupun katup dari babi.

Kedua pilihan, baik katup mechanic atau katup donor, memiliki sisi positif dan negatif masing-masing. Pasien yang menggunakan katup mechanic harus mengkonsumsi blood thinners seumur hidup untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Sementara pengguna katup donor, harus melakukan penggantian katup setelah beberapa tahun, karena masa-guna katup donor yang memang terbatas.

Sumber Gambar : heart-valve-surgery.com

Selain mencegah perburukan dan mempertahankan fungsi, penanganan dari MVR juga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi, seperti pulmonary hypertension, gagal jantung, dan atrial fibrilasi. Pulmonary hypertension dapat terjadi terutama pada penderita MVR yang juga memiliki riwayat hipertensi. Pulmonary hypertension lama-kelamaan juga dapat menyebabkan gagal jantung, khususnya gagal jantungkanan, akibat peningkatan tekanan pada atrium kiri yang kronis. Selain itu, gagal jantung juga dapat terjadi jika kondisi MVR sudah sangat berat sehingga membebani kerja jantung.

Sumber Gambar : healtheappointments.com

Sedangkan atrial fibrilasi dapat terjadi akibat over-stretching dari atrium kiri jantung –yang terjadi akibat adanya aliran darah balik- yang lama kelamaan menyebabkan gangguan dari irama jantung. Atrial fibrilasi juga dapat menyebabkan gangguan darah ke jaringan otak, sehingga apabila dibiarkan dapat menyebabkan stroke.

***

Penulis

Admin