25 August 2021 6043
Reasuransi Jiwa

Vaksin Moderna Di Indonesia

Kedatangan jutaan dosis Vaksin Moderna di Indonesia telah menarik perhatian berbagai pihak. Pasalnya, Vaksin Moderna ini digadang-gadang memiliki kemanjuran yang sangat menjanjikan dalam memberikan perlindungan dari COVID-19 kepada penerimanya. Nah, bagaimana fakta sebenarnya tentang Vaksin Moderna ini?
 

Laras1

Sumber foto: www.freepik.com
 
Vaksin Moderna merupakan vaksin Covid yang dikembangkan oleh Moderna and Vaccine Research Center at the National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) di Amerika Serikat. Dalam proses pengembangannya, Vaksin Moderna mengadaptasi teknologi messenger RNA (mRNA) dengan menggunakan komponen materi genetik virus tertentu untuk bisa menginduksi terbentuknya spike protein, yang nantinya mampu mentrigger pembentukan antibodi yang dapat memberikan perlindungan kepada tubuh saat terjadi infeksi Covid.
 
Metode pengembangan Vaksin Moderna serupa dengan metode yang diadaptasi oleh Vaksin Pfizer. Oleh karena itu, kedua vaksin tersebut harus diangkut dalam kontainer khusus dalam proses distribusinya. Hanya saja, jika Vaksin Pfizer harus disimpan dalam kulkas khusus dengan suhu -70°C, Vaksin Moderna dapat tetap stabil jika disimpan di dalam kulkas standar dengan suhu-20°C.
 
Uji klinis Vaksin Moderna dilakukan dengan melibatkan sekitar 30,000 partisipan yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi yang menerima vaksin dan kelompok kontrol yang menerima placebo. Pada uji klinis tersebut, kelompok intervensi menerima Vaksin Moderna sebanyak dua dosis, dengan rentang pemberian 28 hari di antara kedua dosis tersebut. Pengamatan dilakukan hingga 14 hari setelah pemberian dosis kedua. Berdasarkan pengamatan yang ada, Vaksin Moderna memiliki efikasi hingga 94.1% dalam memberikan perlindungan dari Covid terhadap partisipan yang berusia 18 – 65 tahun, dan efikasi hingga 86.4% pada partisipan yang berusia lebih dari 65 tahun.
 
Berdasarkan data terkini, efikasi Vaksin Moderna dilaporkan masih bertahan di angka 93% pada enam bulan setelah pemberian dosis kedua. Selain itu, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Nasreen et al, Vaksin Moderna menunjukkan efektivitas sebesar 72% untuk mencegah Covid yang bergejala dan efektivitas hingga 96% untuk mencegah Covid yang bergejala berat dan membutuhkan rawat inap.
 

Laras2

Sumber foto: www.freepik.com
 
Vaksin Moderna telah mendapatkan izin penggunaan darurat alias Emergency Use of Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 1 Juli 2021 lalu, dan pendistribusiannya telah dimulai sejak beberapa waktu yang lalu. Pemberian Vaksin Moderna diprioritaskan untuk diberikan sebagai vaksin booster bagi 1.5 juta tenaga kesehatan selaku garda terdepan penanganan Covid, yang mana sehari-harinya menghadapi risiko yang sangat tinggi untuk terpapar dan terinfeksi Covid. Pemberian Vaksin Moderna sebagai booster tersebut diberikan bagi para tenaga kesehatan yang sebelumnya telah menerima Vaksin Covid merk lain -Sinovac atau AstraZeneca- dosis lengkap.
 
Selain sebagai booster bagi tenaga kesehatan, Vaksin Moderna juga diprioritaskan untuk diberikan kepada masyarakat umum yang sebelumnya sama sekali belum menerima Vaksin Covid merk apapun. Distribusi Vaksin Moderna bagi masyarakat umum telah dilakukan ke berbagai wilayah di Indonesia. Di DKI Jakarta, proses pemberian Vaksin Moderna bagi masyarakat umum telah dilakukan pada Senin 16 Agustus lalu.
 

Laras3
Sumber foto: www.freepik.com

 
Selain itu, pemberian Vaksin Moderna juga diprioritaskan untuk diberikan kepada masyarakat umum yang tidak bisa mendapatkan Vaksin Covid merk lainnya karena kondisi kesehatan tertentu, seperti autoimmune, kanker, gagal ginjal, dan kondisi immunocompromised lainnya. Masyarakat dengan kondisi kesehatan tersebut harus memiliki surat keterangan dari dokter yang menyatakan dirinya memiliki kondisi kesehatan tertentu sehingga dirinya tidak bisa mendapatkan Vaksin Covid merk lainnya, sebelum bisa mendaftarkan dirinya untuk ikut serta dalam Program Vaksinasi Moderna bagi masyarakat umum. Program Vaksinasi Moderna bagi masyarakat umum berkondisi kesehatan khusus ini akan dimulai pada tanggal 21 Agustus 2021.
 
Selain belum dapat diberikan kepada masyarakat umum secara meluas, lokasi pemberian Vaksin Moderna ini pun masih sangat terbatas. Di DKI Jakarta, pemberian Vaksin Moderna dilakukan di 35 fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh Pemprov DKI Jakarta, di antaranya adalah RSUP Dr Cipto Mangunkusumo, RSPAD Gatot Subroto, RSUD Tarakan, RSUP Fatmawati, RS Pondok Indah, Puskesmas Kecamatan Menteng, Puskesmas Kecamatan Setiabudi, Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, dan PPKP Balaikota DKI Jakarta. Proses pemberian Vaksin Moderna dosis satu diharapkan dapat selesai selambat-lambatnya pada 3 Oktober 2021, sehingga, pemberian vaksin dosis kedua dapat selesai paling lambat pada 31 Oktober 2021.

 
Walaupun dilaporkan memiliki efikasi yang sangat tinggi, kita tetap harus mewaspadai adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari Vaksin Moderna, karena tentunya, setiap pemberian obat maupun vaksin tetap berpotensi menimbulkan efek samping tertentu. Sejauh ini, KIPI yang dilaporkan terjadi pada penerima Vaksin Moderna memang masih bersifat ringan dan sedang. Beberapa reaksi lokal yang terjadi di antaranya adalah adanya nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada area penyuntikan. Sementara itu, reaksi sistemik yang dilaporkan di antaranya adalah demam, menggigil, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, kelelahan, mual, serta muntah.
 
Selain dari KIPI di atas, beberapa data dan studi melaporkan adanya fenomena bernama ‘Moderna’s Arm’ yang dialami sebagian orang yang menerima Vaksin Moderna. Fenomena tersebut merujuk kepada adanya delayed localized hypersensitivity reaction berupa kemerahan, pembengkakan, rasa nyeri, serta gatal pada lengan yang menerima suntikan. Fenomena ‘Moderna’s Arm’ ini dilaporkan dapat terjadi dalam rentang waktu 5 – 21 hari pasca penyuntikan, namun, rata-rata terjadi pada hari ke-7 setelah penyuntikan.
 
Dengan mempertimbangkan potensi KIPI yang ada, kandidat penerima Vaksin Moderna disarankan untuk memelihara kesehatannya seoptimal mungkin sebelum menerima vaksin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beristirahat cukup, memelihara kecukupan cairan, dan mengkonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang sebelum menerima vaksin. Walaupun demikian, para ahli tidak menganjurkan kita untuk mengkonsumsi obat analgesik atau anti-piretik sebelum menerima vaksin, karena konsumsi obat tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan efektivitas vaksin. Namun, kita dapat mengkonsumsi obat analgetik atau anti-piretik setelah menerima vaksin, apabila kita memerlukannya.
 
Hingga saat ini, pemberian Vaksin Moderna di Indonesia masih diperuntukkan bagi kelompok usia 18 tahun ke atas saja, serta belum dapat diberikan pada ibu hamil dan ibu menyusui. Walaupun demikian, beberapa studi telah menunjukkan adanya bukti keamanan dan kemanjuran Vaksin Moderna pada anak berusia 12 – 17 tahun. Vaksin Moderna dilaporkan ‘hanya’ memberikan efek samping ringan seperti nyeri pada area penyuntikan, nyeri kepala, dan kelelahan bagi anak yang menerimanya. Selain itu, efikasi Vaksin Moderna juga dilaporkan mencapai 93.3% pada anak berusia 12 – 17 tahun.
 
Nah, bagaimana pendapatmu tentang Vaksin Moderna setelah membaca uraian di atas?
 
Kita semua tentunya ingin mendapatkan Vaksin Covid yang terbaik bagi diri kita dan keluarga. Walaupun demikian, kita harus mengingat bahwa Vaksin Covid yang terbaik adalah Vaksin Covid yang bisa paling cepat kita dapatkan, sehingga, sebaiknya kita tidak bersikap terlalu ‘picky’ dalam memilih Vaksin Covid, apabila kita memang tidak memiliki kondisi kesehatan tertentu. Selain itu, apabila kita telah mendapatkan Vaksin Covid dosis lengkap sebelumnya, selayaknya kita lebih memprioritaskan untuk memberikan kesempatan divaksin kepada orang-orang yang sebelumnya memang belum mendapatkan vaksin sama sekali. Pemberian booster memang dapat meningkatkan imunitas kita, namun, untuk dapat mengalahkan pandemi ini, yang lebih kita butuhkan adalah terciptanya kekebalan komunal (herd immunity), ketimbang kekebalan yang tinggi hanya pada segelintir kelompok saja.
Stay safe and healthy J
 
 
***
 

Penulis

dr. Laras Prabandini Sasongko, AAAIJ

Email: laras@indonesiare.co.id